Kita Media Tuhan
Oleh : Sang Penyair
Di Kutip dari berbagai referensi literasi Generasi muda Nahdlatul Ulama
Cerita, kisah, hikayat, dongeng, semuanya itu bermuatan isi dengan makna-maknanya. Kita belajar dari semua apa yang kita dengar, kita memahami dan mengerti sesuatu, dari apa yang telah jadi pengalaman-pengalaman manusia sebelumnya.
Maka Tuhan memberi kita satu pembelajaran untuk bekal kehidupan, dari semua gambaran apa yang telah terjadi dimasa lalu, maupun masa sekarang, bahkan yang ada disekelilingnya sebagai sebuah pembelajaran kehidupan.
Manusia hanya tinggal mentafaqurinya saja, hidup sudah penuh dan sarat dengan media-media pembelajaran yang Tuhan tunjukan untuk kita bisa baca sebaik-baiknya, tentunya tinggal mau atau tidaknya kita merenungi setiap kejadian. Sehingga tidak terulang hal yang pernah terjadi di masa lalu.
Manusia memerlukan media sebagai pengantar pesan untuk bisa kita terima informasi apa yang disampaikan, Kitab-kitab suci jelas itu medianya Tuhan, didalamnya banyak informasi, petunjuk, pembelajaran-pembelajaran kisah masa lalu, larangan, dan berita gembira. Pun begitu, kumpulan karya-karya manusia masa lalu yang tercatat, atau pun hikayat-hikayat yang disampaikan lewat tutur yang masih kita dengar lewat penyampaian secara verbal, komunikasi langsung dengan lisan maupun tertulis, itu merupakan media.
Lantas kita manusia itu sendiri sebagai apa ?
kita pelaku, yang berperan sebagai pelakon kehidupan.
Baik atau buruknya kita adalah sesuatu yang bisa orang lihat, dan di ambil pembelajarannya.
Jika kita baik, berkontibusi besar bagi kehidupan, maka kita telah melakukan amal soleh, yang semuanya itu direkam dalam catatan ingatan manusia, sehingga kita bisa menjadi sumber inspirasi, rujukan, refrensi, dari adanya kebermanfaatan diri. Begitupun sebaliknya, manusia dengan kontribusi buruk, ia menjadi pembelajaran negatif yang sama tercatat dalam memory manusia di masanya, dan itu terus di ingat, sampai batas waktu tertentu.
Manusia, atau kita, adalah medianya Tuhan !
Nabi, Rosul, orang-orang soleh, manusia-manusia mulia, dan agung, adalah media yang digunakan Tuhan.
Kita menjadi media besarnya Tuhan, yang selalu ada dalam setiap masa, tentunya dengan peran masing-masing, baik yang positif maupun negatif, kita diberi slot, kesempatan untuk menorehkan rekam jejak kita di dunia, sesuai amal baik atau buruk yang bisa kita perbuat.
Maka dalam Islam Manusia yang terbaik, adalah manusia yang paling banyak memberi kebermanfaatan dirinya bagi manusia lainnya, manusia semacam ini, adalah manusia paling beruntung, Ia telah menjadi prototype, model, contoh, menjadi mediaNya, yang membawa pesan Illahi secara sempurna, dan menjadi rujukan manusia kedepannya.
Maka jadikanlah diri kita menjadi medianya Tuhan, yang terus mau memperbaiki kwalitas diri.
Cara untuk sampai kesana seperti apa jalannya ?
Allah menyukai Proses, libatkan doa terbaik, agar kita mendapat peran dari Allah dalam suatu waktu nanti.
Jika saatnya nanti tiba, kita seperti dimudahkan dalam urusan-urusan yang Allah Takdirkan kita memiliki peran.
Biarkan Allah yang memprosesnya, do’a-do’a terbaik dari lisan kita selalu ada, dan tak putus kita ungkapkan.
Seseorang yang menjadi mediaNYa, ia akan selalu diberi jalan-jalan kebaikan yang bisa ia lampau’i, dan dunia sedikit-sedikit membukakan jalan baginya…maka ketika Tuhan sudah menggunakan kita sebagai medianya itu, suatu saat nanti, tidakkah perwujudannya itu kita rasakan ?
Sesungguhnya Allah memperjalankan setiap manusia dalam tahapan proses-prosesNya.
Dan sebaik-baiknya manusia yang Allah ridhoi, adalah manusia yang tahu dirinya selalu dalam pengawasanNya, sehingga setiap langkah, setiap upaya, setiap ikhtiarnya, selalu membawa nama Allah dalam hatinya.
Dan itulah gambaran manusia yang menjadi medianya Allah yang Ia sempurnakan, karena hatinya pun selalu tertaut padaNya.
Alhamdulillah.
Di susun, disalin,di sempurnakan : by// PergunuGempol@usa.or.id
Mari kita majukan, kita ramaikan situs ini sebagai media informasi, edukasi, majelis Ilmu, serta sarana kebangkitan ekonomi MWCNU Gempol.
BalasHapusPosting Komentar