4 Nabi yang Masih Hidup dan Belum Pernah Merasakan Kematian
#Media Dakwah#LDNU#LTMNU#Ltn MWC NU Gempol#Gerakan Ayo Membaca dan Menulis
Dari 120 ribu lebih jumlah Nabi, ada empat sosok Nabi yang disebut masih hidup hingga hari ini. Maksud hidup di sini adalah belum pernah merasakan kematian.
LTN mwcnugempol ][ Meyakini adanya Nabi dan Rasul Allah merupakan rukun iman bagi setiap muslim. Dari 120 ribu lebih jumlah Nabi, ada 4 (empat) Nabi yang disebut masih hidup hingga hari ini.
Maksud hidup di sini adalah belum pernah merasakan atau bertemu dengan kematian. Nabi dan Rasul merupakan manusia pilihan yang diberi wahyu oleh Allah Ta'ala. Bedanya, Nabi diutus untuk mengokohkan syariat yang telah ada. Sedangkan Rasul adalah manusia terpilih yang diutus untuk menyampaikan risalah (syariat) kepada umat manusia. Tidak semua Nabi adalah Rasul, tetapi setiap Rasul sudah pasti nabi.
Jumlah Nabi dan Rasul berdasarkan Hadis sebanyak 124.000 Nabi dan 313 Rasul. Ada juga riwayat menyebutkan, jumlah Nabi 120.000 orang dan Rasul sebanyak 300 sekian. Dari Jumlah Nabi dan Rasul di atas, ada 25 yang wajib diketahui umat Islam dan namanya diabadikan dalam Al-Qur'an. Yaitu (1) Nabi Adam, (2) Idris, (3) Nuh, (4) Hud, (5) Sholeh, (6) Ibrahim, (7) Luth, (8) Ishaq, (9) Isma'il, (10) Ya'kub, (11) Yusuf, (12) Syuaib, (13) Harun, (14)Musa, (15) Dawud, (16) Zulkifli, (17)Sulaiman, (18) Ayyub, (19) Yunus, (20)Zakariya, (21) Ilyas, (22) Ilyasa, (23)Yahya, (24) Isa dan (25) Muhammad SAW.
Kemudian ada empat Nabi Allah yang sering disebut masih hidup hingga sekarang. Keempatnya adalah: Nabi Idris, Ilyas, Khidir dan Isa 'alaihimussalam.
Imam Al-Baghawi rahimahullah berkata:
وقالوا: أربعة من الأنبياء في الأحياء اثنان في الأرض: الخضر وإلياس واثنان في السماء: إدريس وعيسى
Artinya: "Dan mereka mengatakan ada empat dari para Nabi yang masih hidup, dua di bumi yakni: Khidir dan Ilyas dan duanya lagi di langit yakni: Idris dan Isa." [Tafsir al Baghawi (5/239)]
Dari keempat Nabi mulia itu, yang benar-benar meyakinkan dan disepakati para ulama masih hidup adalah Isa bin Maryam. Selain Nabi Isa, ada yang diperdebatkan dan dalil akan kehidupannya dianggap tidak bisa diterima. Wallahu A'lam.
"Insya Allah kita akan bahas nanti tentang Nabi Khidir, Idris dan Ilyas. Kali ini kita akan membahas terlebih dahulu sosok Nabi yang disepakati masih hidup yakni Nabi Isa 'alaihissalam,"
Nabi Isa Masih Hidup
Isa 'alaihissalam adalah sosok Nabi yang disepakati masih hidup sebagaimana diketengahkan Al-Imam Thabari rahimahullah:
قال الحسن: قال رسول الله لليهود: إن عيسى لم يمت، وإنه راجع إليكم قبل يوم القيامة
"Berkata Al-Hasan: bersabda Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam kepada orang-orang Yahudi: "Sesungguhnya Isa tidak mati, dan sungguh ia akan kembali kepada kalian sebelum terjadinya hari kiamat." [Tafsir ath Thabari (5/448)]
Berkata Ibnu Athiyah rahimahullah:
أجمعت الأمة على ما تضمنه الحديث المتواتر من أن عيسى في السماء حي، وأنه سينزل في آخر الزمان فيقتل الخنزير ويكسر الصليب ويقتل الدجال ويفيض العدل وتظهر به الملة – ملة محمد صلى الله عليه وسلم – ويحج البيت ويبقى في الأرض أربعا وعشرين سنة وقيل أربعين سنة
"Umat Islam sepakat terhadap makna yang disebutkan dalam banyak hadits yang mutawatir, bahwa Nabi Isa berada di langit, masih hidup. Dia akan turun di akhir zaman, membunuh babi, mematahkan salib, membunuh Dajjal, memenuhi bumi dengan keadilan, dan agama Muhammad shollallahu 'alaihi wasallam menjadi menang. Beliau juga berhaji ke Ka'bah, dan tinggal di muka bumi selama 24 tahun. Ada yang mengatakan selama 40 tahun." [Al Muharar al Wajiz (1/429)]
Imam Ibnu Katsir rahimahullah menerangkan: "Dan termasuk dari kekhususannya (Nabi Isa) bahwa ia tidaklah mati. Dia hidup hingga hari ini di langit dunia. Nanti akan turun sebelum berdirinya hari kiamat di menara putih sebelah timur Damasqus. Dan akan memenuhi bumi dengan kemakmuran dan keadilan, sebagaimana sebelumnya bumi dipenuhi kejahatan dan kedzaliman. Ia akan menegakkan hukum syariat Muhammad. Lalu kemudian wafat dan dimakamkan di kamar kenabian." [Bidayah wa Nihayah (9/390)]
Berkata Ibnu Taimiyah rahimahullah:
بل رفعه الله إليه يبين أنه رفع بدنه وروحه كما ثبت في الصحيح أنه ينزل بدنه وروحه
"Akan tetapi Allah mengangkatnya. Ayat ini menerangkan bahwa ia diangkat badan beserta ruhnya sebagaimana telah kuat diterangkan dalam hadits shahih bahwa dia juga nanti akan turun badan dan ruhnya sekaligus." [Majmu' Fatawa (4/323)]
Keterangan yang sama dapat ditemukan di hampir semua kitab yang membahas tentang tema ini, terkhusus lagi kitab-kitab tafsir yang mengurai firman Allah pada Surat an-Nisa ayat 157 dan 158.
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِيناً . بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ
Artinya: "Karena ucapan mereka (orang Yahudi): 'Sesungguhnya kami telah membunuh al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah', padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.' Tetapi Allah mengangkatnya..." (QS An Nisa ayat 157-158)
Lalu bagaimana dengan ayat yang menyebut kata "WAFAT" tentang Isa? Allah berfirman:
يَا عِيسَى إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا
Artinya: "Wahai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikanmu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir..." (QS. Ali Imran ayat 55)
Para ulama tafsir menjelaskan makna kata "WAFAT" pada ayat tersebut. Imam ath-Thabari rahimahullah menjelaskan:
"Para ulama berbeda pendapat dalam menjelaskan makna wafat yang disebutkan Allah di ayat tersebut. Sebagian ulama mengatakan: Itu bermakna tidur. Sebagiannya lagi berpendapat bahwa maknanya adalah diambil dari dunia dan diangkat kepada-Ku (Allah). Sedangkan sebagian ulama yang lainnya berpendapat: Dimatikan setelah diturunkan ke dunia lagi. Artinya: Mati di sini peristiwa nanti (di akhir) tetapi disampaikan di awal." [Tafsir ath Thabari (6/455-458)
Wallahu A'lam (*)
Editor : Kisabrangbongsoalus
Posting Komentar